Minggu, 04 Januari 2009

The day the earth stood still

herru : nonton film ini dilaterbelakangi terlambatnya jadwal nonton transporter3.. soo langsung cabut ke studio 6 - MOI (Mall Of Indonesia)
dingiiiiiiinnnn beeenneeerr sedingin ruangan toko www.rumahmuslimmaya.com

Ketika bumi ini mati, manusia akan ikut punah. Tetapi jika manusia punah, bumi akan selamat.

Itulah salah satu motivasi misi yang diemban oleh Klaatu (Keanu Reeves), alien dari galaksi lain yang datang untung menyelamatkan bumi dari kehancuran yang dilakukan oleh manusia. Setelah puluhan tahun mempelajari perilaku manusia yang cenderung merusak bumi dan tidak ada keinginan manusia untuk merubah sifat perusaknya, maka diputuskan untuk memusnahkan ras manusia demi menyelamatkan bumi.

Manusiapun tidak tinggal diam. Dengan segala kemampuan dan kecanggihan teknologi mereka mencoba melawan, namun ternyata sia-sia karena kemampuannya yang sangat terbatas jauh di bawah teknologi yang dikuasai oleh alien.

Hanya Helen (Jennifer Connelly) satu-satunya manusia yang justru membantu Klaatu dalam menjalankan misinya, karena Helen salah mengerti kalau kedatangan Klaatu adalah untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran, bukan sebaliknya.

Meskipun film ini diluar harapan gw yang membayangkan akan seseru Independence Day, namun dari segi cerita cukup oke dan menawarkan sedikit ketegangan-ketegangan kecil sepanjang cerita.

Buat gw film-film dengan latar belakang science-fiction seperti ini emang selalu menarik untuk disimak, meskipun The Day The Earth Stood Still agak berbeda dengan film2 sejenis pendahulunya dimana disini faktor imajinasi juga banyak berperan. Misalnya adanya tokoh robot raksasa yang mirip2 Iron Man yang mampu mengendalikan semua peralatan mesin buatan manusia. Kemudian kemampuan Klaatu yang juga bisa mengontrol mesin dan peralatan listrik hanya dengan menyentuhnya.

Sepanjang film, yang jadi pertanyaan gw adalah kira-kira bagaimana proses penghancuran dan pemusnahan manusia oleh alien ini. Tadinya sempat membayangkan adegan-adegan fantastis yang penuh efek digital, namun ternyata gw salah dan sama sekali di luar dugaan. Cukup inovatiflah gw bilang cara yang dipilih alien untuk proses pemusnahan manusia ini, dan keliatannya memang tidak ada cara untuk menghentikannya. Apa daya kepunahan manusia benar2 sudah diambang pintu.

Ketika manusia dengan segala kesombongan, keegoisan dan keangkuhan ilmu pengetahuannya tidak mampu lagi untuk menyelamatkan kelangsungan hidup rasnya, dalam keterbatasan itulah manusia hanya bisa mengharap belas kasihan serta ‘terpaksa’ berjanji untuk berubah menjadi lebih baik.

Namun apakah lantas manusia akhirnya bisa diselamatkan? Ternyata dalam beberapa hari perjalanan hidupnya di bumi, Klaatu baru menyadari bahwa ada satu sisi dalam diri manusia yang selama ini tidak terperhatikan oleh bangsa alien, meskipun tampaknya sudah terlambat karena proses pemusnahan sudah berjalan.

Yang pasti, bagi yang belum nonton, jangan terlalu mengharapkan tontonan spektakuler seperti layaknya invasi-invasi alien ke bumi seperti dalam film2 sebelumnya.

Kalau menurut gw sih film ini cukup menghibur kecuali endingnya yang cenderung basi. sangat jelas banget isu global warming di munculkan.. dan hampir pasti bahwa isu itu yang menjadikan penulis karya ini membuat film.

endingnya .. ini loh yang membuat jadi maslah... coba dech tonton trus lihat endingnya dech.. wuuiizzz secepat kilat film selesai! dan "pintu keluar ada di sebelah kiri saya"

menurut gw , gw cukup menghargai misi dibalik fim ini so... nilai nya:

Tidak ada komentar: